Penulisan footnote (catatan kaki)
Urutan
dari penulisan catatan kaki dimulai dari nama penulis, diikuti judul buku.
Catatan kaki diakhiri dengan penyebutan halaman. Penulisan catatan kaki
menjorong masuk ke kanan beberapa spasi kemudian baris kedua dan seterusnya
dimuali dari pinggir. Dalam penulisan catatan kaki juga mengenal beberapa
istilah yang digunakan untuk penghematan seperti ibid., Op.cit., dan loc.cit.
Ibid.,
merupakan singkatan dari Ibidem yang mempunyai arti ditempat yang sama. Apabila
dalam penulisan catatan kaki menulis sumber pustaka yang sama tanpa diselangi
oleh sumber yang lain dan langsung dikutip lagi maka cukup menggunakan Ibid. Namun
apabila menulis pada sumber yang sama tetapi pada halaman yang berbeda hanya
cukup menambahkan Ibid., hlm 619. Bila Ibid merujuk pada halaman yang sama
dengan karangan sebelumnya maka Ibid harus diganti dengan Loc.cit. Loc.cit
sendiri merupakan singkatan dari loco citato yang berarti dikutip dari tempat
yang sama.
Op.cit
merupakan kepanjangan dari opera citato yang mempunyai arti penggunaan apabila
karya telah dikutip. Apabila dalam catatan kaki telah diselangi atau disisipi
sumber lain baik satu atau beberapa sumber dan ingin dikutip lagi, maka
penulisan catatan kakinya hanya menuliskan nama pengarang kemudian diikuti
Op.cit., disertai halaman.
Contoh:
1.
Solichin
Abdul Wahab, Pengantar Analisis Kebijakan Publik (Malang : UMM Press., 2011)
hlm. 87
2.
Ibid.,
hlm. 107
3.
Miriam
Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik
(Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama., 2008)
hlm. 105
4.
Loc.cit
5.
Solichin
Abdul Wahab, Op.cit., hlm. 100.
Catatan kaki dari buku dengan
satu pengarang, urutannya sebagai berikut:
·
Nama pengarang,
·
judul buku (kota penerbit: nama
penerbit, tahun terbit),
·
halaman.
Contoh:
Solichin Abdul Wahab, Pengantar Analisis
Kebijakan Publik (Malang : UMM Press., 2011) hlm. 87
Buku
dengan dua atau tiga pengarang, urutanya sebagai berikut:
·
Nama pengarang 1, nama pengarang 2, nama pengarang
3,
·
judul buku (kota penerbit: nama
penerbit, tahun terbit),
·
halaman.
Contoh:
Hubert L. Dreyfus, Paul Rabinow, Beyond Structuralism and Hermeneutics (Chicago:
University of Chicago Press, 1982), hlm. 72 - 76.
Buku
dengan banyak pengarang, urutanya sebagai berikut:
·
Nama pengarang pertama, dkk., (hanya nama pengarang pertama yang dicantumkan,
nama-nama pengarang lainnya diganti dengan singkatan dkk)
·
judul buku (kota penerbit: nama
penerbit, tahun terbit),
·
halaman.
Contoh:
Wasistiono Sadu, dkk.,
Meningkatkan Kinerja DPRD (Bandung: Fokus Media, 2009.) hlm. 143.
Buku
terjemahan, urutanya sebagai berikut:
·
Nama pengarang asli,
·
judul buku,
·
terj. nama penerjemah (kota penerbit: nama penerbit,
tahun terbit),
·
halaman.
Contoh:
L.C. Ary D.
Jacobs, & Razavieh, A. Pengantar Penelitian Pendidikan. Terj. Arief Furchan. 1982. (Surabaya: Usaha Nasional., tanpa tahun), hlm.
17.
Apabila
catatan kaki yang ditulis bersumber dari hasil wawancara maka urutanya sebagai berikut:
·
penulisan
kata wawancara dengan,
·
nama
orang yang diwawancarai,
·
jabatan
orang yang diwawancarai,
·
tanggal,
bulan, tahun dan jam saat melakukan wawancara.
Contoh:
Wawancara dengan Samanhudi Anwar, Selaku Walikota Blitar, pada tanggal 26
November 2015 pukul 12.45 WIB.
Penulisan catatan kaki artikel dari internet,
urutanya sebagai berikut:
·
Nama penulis, (Jika artikel di internet tidak
mencantumkan nama penulis, maka langsung pada judul artikel)
·
judul artikel,
·
alamat lengkap internet (tanggal akses).
Contoh:
Robert McChesney, Rich Media Poor Democracy, www.thirdworldtraveler.com/Robert_McChesney_page.html (diakses pada 16 Agustus 2015).
Artikel
dari koran/majalah, urutanya sebagai
berikut:
·
Nama pengarang artikel,
·
judul artikel,
·
nama media,
·
tanggal terbit,
·
tahun,
·
halaman
Contoh:
Rohman Budijanto, Memilih Para Champion Jatim,
Jawa Pos, 30 November 2013, hlm. 4.
Berita
koran/majalah, urutanya sebagai
berikut:
·
Judul berita,
·
nama media,
·
tanggal terbit,
·
tahun,
·
halaman.
Contoh:
Belasan Pelajar Terinfeksi HIV/AIDS, Jawa
Pos, 30 November 2013, hlm. 16.
Thesis/Disertasi,
urutanya sebagai berikut:
·
Nama penulis
·
Judul
tesis/disertasi
·
Tulisan
Disertasi Doktor dan jurusan
·
Universitas
·
Tahun
·
Halaman
Contoh:
T. Keizerina Devi, Globalisasi Ekonomi dan Perubahan Hukum, Studi mengenai Penghapusan Poenale Sanctie di Sumatera Timur (1870-1950), Disertasi Doktor Ilmu Hukum, Universitas Sumatera Utara, 2004, hal. 29
T. Keizerina Devi, Globalisasi Ekonomi dan Perubahan Hukum, Studi mengenai Penghapusan Poenale Sanctie di Sumatera Timur (1870-1950), Disertasi Doktor Ilmu Hukum, Universitas Sumatera Utara, 2004, hal. 29
Penulisan
catatan kaki berupa jurnal ilmiah, urutannya sebagai berikut:
·
nama
penulis jurnal,
·
judul
jurnal (diawali huruf besar pada kata pertama kecuali kata penghubung),
·
nama
jurnal (ditulis miring),
·
volume,
·
nomer
jurnal,
·
tahun,
·
halaman
Contoh:
Bambang Saputra, Dampak Desentralisasi Fiskal
Terhadap Korupsi di Indonesia, Jurnal Borneo Administrator, Volume 8,
No. 3, 2012 hlm. 492.
Penulisan Bodynote (catatan tubuh)
Terdapat dua
cara menuliskan catatan tubuh:
1. Dalam versi yang pertama, urutanya adalah nama penulis,
tahun terbit dan halaman yang semuanya ditulis dalam tanda kurung, dan ditempatkan
setelah selesainya sebuah kutipan. Jika
kutipan ini merupakan akhir kalimat, maka tanda titik ditempatkan setelah
kurung tutup catatan tubuh. Contoh:
Salah
satu persoalan yang menjadi pergumulan penting adalah mengenai kualitas
pelayanan yang diberikan kepada publik masih pada tingkat yang “mengecewakan”
(untuk tidak mengatakan tidak baik atau tidak bermutu). Karena itu sangatlah
beralasan apabila di tengah masyarakat berkembang stigma “jelek” tentang
birokrasi, berkaitan dengan pelayanan yang diberikan, karena masih jauh dari
harapan masyarakat. (J.
Kaloh, 2007:
218).
2. Untuk versi lain maka, nama penulis menyatu dalam naskah
tulisan dan tidak ditempatkan dalam tanda kurung, sementara untuk tahun
penerbitan dan halaman berada dalam tanda kurung. Model seperti ini biasanya ditempatkan sebelum sebuah
kutipan. Contoh:
Menurut J.
Kaloh (2007: 218), Salah satu persoalan yang menjadi pergumulan penting
adalah mengenai kualitas pelayanan yang diberikan kepada publik masih pada
tingkat yang “mengecewakan” (untuk tidak mengatakan tidak baik atau tidak
bermutu). Karena itu sangatlah beralasan apabila di tengah masyarakat
berkembang stigma “jelek” tentang birokrasi, berkaitan dengan pelayanan yang
diberikan, karena masih jauh dari harapan masyarakat.
Contoh Penulisan Catatan Tubuh:
Buku dengan satu pengarang
v
...... (J. Kaloh, 2007: 218).
v Menurut J. Kaloh (2007: 218), .....
Buku dengan dua atau tiga
pengarang
v ….. (Hubert
L. Dreyfus dan
Paul Rabinow, 1982: 72 – 76).
v Hubert L. Dreyfus dan Paul Rabinow (1982: 72 – 76) mengatakan …..
Buku dengan banyak pengarang
v ...... (Wasistiono
Sadu, et al., 2009: 143).
v ...... (Wasistiono
Sadu, dkk.,
2009: 143).
Buku yang terdiri dua jilid
atau lebih
v ..... (Madara, Vol.1, 2007: 31).
v Menurut Madara (Vol.1, 2007: 31), …..
Buku terjemahan
v ….. (Robin, terj., Atik Ningsih, 2008: 44 – 45).
v Robin (terj., Atik Ningsih, 2008: 44 – 45) mengatakan
.....
Artikel dari sebuah
jurnal/majalah ilmiah
v ......
(Rohman,
Jurnal Kebijakan
Publik, No. 2, Oktober 2010: 25-26).
v Rohman (Jurnal Kebijakan Publik, No.
2, Oktober 2010: 25-26) menyebut …..
Artikel dari koran/majalah
v ..... (Rohman Budijanto, Koran
Jawa Pos, 30 November 2013).
v Melandaskan argumen pada Rohman
Budijanto (Koran Jawa Pos, 30 November 2013),
......
Berita koran/majalah
v ..... (Radar Blitar, 10 September 2015).
v Radar Blitar
(10 September 2015) memberitakan .....
Skripsi/Tesis/Disertasi yang
belum diterbitkan
v ..... (Reza Febriana Dewi, Skripsi, 2014: 55).
v Menurut Reza
Febriana Dewi (Skripsi, 2014: 55),
.....
Dokumen yang tidak diterbitkan
v .....
(U.S. Department of Foreign Affairs, 1998).
v Dalam
dokumen yang dikeluarkan U.S. Department of Foreign Affairs (1998) disebutkan
bahwa …..
Artikel dari internet
v …..
(Dhini Gilang, https://www.selasar.com/politik/5-kasus-korupsi-era-kpk-yang-sempat-heboh-,
diakses
pada 31 Oktober 2015 ).
v Mengutip
Dhini Gilang (https://www.selasar.com/politik/5-kasus-korupsi-era-kpk-yang-sempat-heboh-,
diakses
pada 31 Oktober 2015),
…..
Pernyataan lisan
v …..
(Samanhudi Anwar,
wawancara, 11 November 2015).
v Dalam
wawancara dengan Samanhudi
Anwar
(11
November 2015)
mengatakan ……
Referensi dari sumber kedua
v Menurut Bongoh (seperti dikutip Gendon, 2000: 44), ......
Penulisan Daftar Pustaka
Daftar
pustaka merupakan daftar yang berisi buku, artikel, makalah atau bahan lainya
yang dikutip baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahan yang dibaca
tetapi tidak dikutip tidak perlu ditulis dalam daftar pustaka, sedangkan
bahan-bahan yang telah dikutip baik secara langsung ataupun tidak langsung
dalam teks maka wajib ditulis dalam daftar pustaka.
Pada
dasarnya unsur-unsur bahan pustaka yang dicantumkan dalam daftar pustaka
meliputi: (a) nama pengarang
(dalam daftar pustaka nama selalu dibalik), (b) tahun terbit, (c)
judul, (d) kota penerbit, dan (e) penerbit. Khusus nama pengarang, begitu juga
nama pengarang lainya jika lebih dari satu, ditulis dengan: nama akhir diikuti
dengan tanda koma, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar akademik. Variasi
dari pencantuman unsur-unsur tersebut ditentukan oleh bentuk bahan yang menjadi
sumber kutipan. Bentuk-bentuk itu dapat berupa buku, karya editor, jurnal
cetak, jurnal CD-ROM, majalah atau koran,dokumen resmi pemerintah, karya
terjemahan, jurnal dari internat, dan email pribadi dari internet.
Bahan pustaka berupa buku, urutannya sebagai berikut:
·
Nama pengarang, dibalik (diikuti tanda
titik)
·
Tahun terbit (diikuti tanda titik)
·
Judul buku (ditulis miring, huruf besar
di awal setiap kata kecuali pada kata penghubung, diikuti titik)
·
Tempat terbit dan penerbit (dipisah
dengan titik dua, diikuti titik)
Contoh:
Budiardjo,
Miriam. 2008. Dasar-dasar ilmu politik.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Haris,
Syamsuddin. 2005. Desentralisasi dan
Otonomi Daerah: Desentralisasi, Demokratisasi & Akuntabilitas Pemerintahan
Daerah. Jakarta: LIPI Press, Anggota IKAPI.
Wahab,
Solichin Abdul. 2011. Pengantar Analisis
Kebijakan Publik. Malang: UMM Press.
Jika
ada sumber kutipan lain berupa buku yang pengarangnya sama dan terbit pada
tahun yang sama, maka di belakang unsur tahun terbit ditambahkan huruf a,b,c
dan seterusnya, dengan urutan berdasarkan yahun terbit.
Contoh:
Cornet, l. & Weeks, K. 1985a. Career Ladder Plans Trend and Emerging
Issues. Atlanta: Creer Ladder Clearinghouse.
Cornet, l. & Weeks, K. 1985b. Planning Career Ladders Lessons From the
State. Atlanta: Creer Ladder Clearinghouse.
Jika
buku yang menjadi sumber kutipan berupa karya editor, maka editor dianggap
sebagai pengarang dengan penambahan Ed. (satu
editor) atau Eds.(dua atau lebih
edotor) yang ditempatkan pada tanda kurung. Yang dimaksud dengan karya editor
adalah buku yang memuat beberapa karangan oleh pengarang yang berbeda,
disunting oleh seorang penyunting (editor) atau lebih penyunting.
Contoh:
Letheridge, S. & Cannon, C.R.
(Eds.). 1980. Bilingual Education:
Teaching Englishas a Second Language. New York: Praeger.
Bahan berupa jurnal cetak, urutannya sebagai berikut:
·
Nama pengarang, dibalik (diikuti tanda
titik)
·
Tahun terbit (diikuti tanda titik)
·
Judul jurnal (huruf besar di awal setiap
kata kecuali pada kata penghubung, diikuti titik)
·
Nama jurnal (ditulis miring)
·
Di bagian akhir berturut-turut
dicantumkan jilid/volume, nomer terbitan (dalam kurung)
·
Nomer halaman awal-akhir dari jurnal
tersebut
Contoh:
Waris,
Irwan. 2012. Pergeseran Paradigma Sentralisasi ke Desentralisasi Dalam
Mewujudkan Good Governance. Jurnal Kebijakan Publik. 3 (1) : 1-55
Bahan
pustaka berupa koran tanpa pengarang, urutannya sebagai berikut:
·
Judul/nama
koran (diikuti titik)
·
Tanggal
terbit (diikuti titik)
·
Judul
artikel dan nomor halaman
Contoh:
Jawa
pos 22 April 1995. Wanita Kelas Bawah
Lebih Mandiri, halaman 3.
Bahan
pustaka berupa dokumen resmi pemerintah tanpa identitas resmi lembaganya dengan
penerbit swasta, urutannya
sebagai berikut:
·
Judul/nama
dokumen (ditulis miring dan diikuti titik)
·
Tahun
terbit (diikuti titik)
·
Tempat
terbit dan penerbit (dipisahkan dengan titik dua)
Contoh:
Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang
perkawinan. 1974.
Jakarta:Badan Penerbit Alda
Bahan pustaka berupa dokumen resmi
pemerintah atas nama suatu lembaga pemerintah dengan penerbit lembaga
pemerintah bersangkutan, urutannya
sebagai berikut:
·
Nama lembaga penanggung jawab isi
dokumen (diikuti titik)
·
Tahun terbit (diikuti titik)
·
Judul/nama dokumen (ditulis miring dan
diikuti titik)
·
Tempat terbit dan penerbit (dipisahkan
dengan titik dua)
Contoh:
Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah.
2004. Pedoman Penampilan MajalahIlmiah
Indonesia. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Bahan pustaka berupa karya
terjemahan, urutannya
sebagai berikut:
·
Nama pengarang asli (diikuti titik)
·
Tahun terbit karya asli (diikuti titik)
·
Judul karya terjemahan (diikuti titik)
·
Nama penerjemah (diikuti titik)
·
Tahun terbit karya terjemahan (diikuti
titik)
·
Tempat terbit dan penerbit (dipisahkan
dengan titik dua)
Contoh:
Ary D., Jacobs, L.C. & Razavieh, A.
Tanpa tahun. Pengantar Penelitian
Pendidikan. Terjemahan Arief Furchan. 1982. Surabaya: Usaha Nasional.
Bahan pustaka berupa skripsi,
tesis, atau disertasi, urutannya
sebagai berikut:
·
Nama pengarang (diikuti titik)
·
Tahun terbit (diikuti titik)
·
Judul skripsi, tesis, atau disertasi
(ditulis miring dan diikuti titik)
·
Pernyataan “skripsi, tesis, atau
disertasi tidak diterbitkan
·
Nama kota tempat perguruan tinggi,
diikuti nama fakultas dan nama perguruan tinggi
Contoh:
Dewi, Reza Febriana. 2014. Evaluasi Fungsi Pengawasan Komisi A Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bangkalan Tahun 2009-2013 (Studi Pada
Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pemilihan, Pencalonan,
Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa). Skirpsi tidak
diterbitkan. Malang: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Brawijaya.
Kamus,
urutannya
sebagai berikut:
·
Nama pengarang kamus (diikuti titik)
·
judul kamus (miring diikuti
titik)
·
kota penerbit (diberi tanda:)
·
nama penerbit (diikuti tanda koma)
·
tahun terbit (diikuti titik)
Contoh:
Bagus, Lorens. Kamus
Filsafat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994.
Artikel
dari koran/majalah, urutannya sebagai berikut:
·
Nama pengarang artikel (diikuti titik)
·
judul artikel (diikuti koma)
·
nama media (miring),
·
tanggal dan tahun terbit (diikuti titik)
Contoh:
Budijanto, Rohman. Memilih Para Champion
Jatim, Jawa Pos, 30 November 2013.
Artikel di
internet ada nama penulisnya,
urutannya
sebagai berikut:
·
Nama
penulis (diikuti titik)
·
Judul
artikel (diikuti titik)
·
Alamat lengkap internet (waktu akses).
Contoh:
McChesney,
Robert. Rich Media Poor Democracy. www.thirdworldtraveler.com/Robert_McChesney_page.html (diakses pada 16 Agustus 2015).
Artikel di
internet tanpa ada nama penulisnya,
urutannya
sebagai berikut:
·
Judul
artikel (diikuti titik)
·
Alamat
lengkap internet diikuti waktu akses dalam kurung (diikuti titik)
Contoh:
“Pengelolaan Bencana: Pengelolaan Kerentanan Masyarakat.”
www.walhi.or.id/kampanye/bencana (diakses pada 17 Agustus
2015).
<script data-ad-client="ca-pub-5058908753795712" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
Hasil
rangkuman dari:
Universitas
Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang.
Wisadirana,
Darsono. Tanpa Tahun. Buku Pedoman
Penulisan Skripsi. Malang: FISIP Universitas Brawijaya.